Urus Dana Cadangan Rp 100 Miliar, Dirut Bumiputera Janji Bayar Klaim Pemegang Polis
Pemegang polis asuransi Bumiputera minta kepastian serta kejelasan waktu pembayaran claim yang dilaksanakan semenjak dua tahun kemarin.
Mereka juga mengadakan tindakan demonstrasi nyaman di trotoar Wisma Bumiputera, Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta Pusat, Rabu 21 Oktober 2020.
Memakai kaos biru jelas bertulis ‘Korban Asuransi Bumiputera', mereka mengundang perhatian khalayak dengan banner serta laganya. Diselingi pembacaan pantun, yel-yel, serta menyanyi.
Menjelang siang, manajemen Bumiputera siap terima 5 perwakilan pemegang polis Bumiputera Daerah Jabodetabek serta Jawa Barat yang tengah berdemo itu.
Di lantai 5 Wisma Bumiputera, Direktur Penting Bumiputera Faizal Karim terima perwakilan itu. Faizal didampingi Direktur SDM Dena Chaerudin, sekretaris perusahaan, serta Orang kepercayaan Direktur Marketing Jaka Irwanta.
Di tatap muka itu, Fien Mangiri, Koordinator Nasabah Tidak berhasil Bayar Bumiputera di Jabodetabek serta Jawa Barat, memberikan data pemegang polis yang dengan status habis kontrak (HK), penebusan, wafat, serta dana keberlangsungan belajar (DKB). Keseluruhan ada lebih dari 280 polis yang dihimpun, dengan nilai sejumlah Rp 9 miliar.
tentukan batasan bermain raih kemenangan Faizal Karim, Direktur Penting Bumiputera, merepons baik tindakan demonstrasi nyaman yang dilaksanakan pemegang polis. Menurut dia, situasi saat ini tidak terlepas dari masalah keuangan Bumiputera semenjak 2016.
Sekarang ini situasi keuangan makin kronis. Sekarang ini dewan direksi berupaya selamatkan Bumiputera sama peluang yang diberi oleh komisaris serta tubuh perwakilan anggota (BPA). "Berikan kami waktu agar dapat membayar pemegang polis yang jatuh termin," tutur Faizal.
Kesempatan kali ini, Faizal janji bayar claim pemegang polis yang telah jatuh termin dalam kurun waktu dekat. Faksinya akan mengakhiri seluruhnya keharusan pemegang polis yang jatuh termin.
"Kepercayaan pembayaran ini berdasar asset property Bumiputera, sama pembukuan Kewenangan Layanan Keuangan (OJK), nilainya Rp 10,3 triliun. Asset ini akan kami olah untuk cari uang agar mengakhiri polis jatuh termin ini," katanya.
Tetapi, Faizal memperjelas susah memberi kejelasan waktu pembayaran yang dijanjikannya.
Dena Chaerudin, Direktur SDM Bumiputera, menambah direksi sedang menyiapkan surat ke OJK untuk minta pencairan kelebihan dana cadangan 2019. Nilainya diprediksikan sejumlah Rp 100 miliar. Cara ini diambil sebab OJK larang direksi jual beberapa aset Bumiputera.
"Pencairan dana cadangan ini tidak dapat 100 %, umumnya cuman 80 %. Berikut yang tengah kami usahakan untuk bayar claim pemegang polis yang jatuh termin. Kami usahakan kelebihan dana cadangan ini saat ini," jelas ia.
Fien Mangiri, Koordinator Nasabah Tidak berhasil Bayar Bumiputera di Jabodetabek serta Jawa Barat, menekan direksi selekasnya bayar claim pemegang polis yang data-datanya barusan diserahkan ke direksi.
Karena tindakan pembayaran claim ini penting agar pemegang polis kembali lagi yakin dengan direksi serta upaya-upaya pengamanannya.
Di kesempatan itu, Fien didampingi 4 pemegang polis lainnya; Rudhi Mukhtar, Suaib, Risa Individu, serta Syakur Usman.
"Kami meminta bayarkan claim pemegang polis, sesaat yang nilainya kecil dahulu tidak apa-apa, sebab ini penting untuk kembalikan kepercayaan ke Bumiputera serta jaga brand-nya yang paling jatuh saat ini," katanya.
Menurut Fien, kelompoknya tidak minta yang muluk-muluk ke manajemen. Kelompoknya cuman meminta kejelasan pembayaran claim selekasnya.
"Dengan gagasan pencairan dana cadangan sejumlah Rp 100 miliar, claim barisan kami sebesar Rp 9 miliar pasti kecil sekali nilainya," ujarnya.